Membangun kawasan Agro Techno Wisata
Membangun kawasan Agro Techno Wisata (ATW), Dusun Solid, Desa Solang, Kecamatan Teluk Waru, Kabupaten SBT. Disebut sebagai sebuah ide “gila”, karena ide ini bermula dari inspirasi usaha yang terbilang cukup manantang dan tentunya membutuhkan sebuah kesiapan yang matang. Padahal, lokasi kawasan ATW Dusun Solid, hanya menjadi kawasan budidaya dan pengembangan komoditi kacang tanah yang dikembangkan oleh petani binaan SOLID SBT.
Meski demikian, ide besar itu perlahan mulai terbentuk, seiring dengan makin gencarnya intervensi program SOLID SBT dua tahun terakhir ini. Berbagai kesiapan untuk mendukung cita-cita besar itu telah dilakukan dengan mendesain kawasan pengembangan komoditi kacang tanah itu dengan memadukan Sistem Pertanian Terpadu. Mencakup Teknologi Budidaya Tanaman Kacang Tanah, Perbenihan, Teknologi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil, serta pengembangan kawasan hortikultura.
Desa Solang
Kawasan ATW Desa Solang yang terus dibenahi ini, juga direncanakan dimekarkan oleh pemerintah Negeri Solang, menjadi sebuah dusun bawaan Desa Solang yang akan diberinama Dusun Solid. Upaya pemekaran kawasan ini diharapkan kedepan akan menjadi sebuah sentra hunian penduduk sekaligus lokasi wisata yang menjanjikan di Kecamatan Teluk Waru.
“Akan kita upayakan untuk dimekarkan, agar kawasan yang luasnya puluhan hektar ini dapat dibangun pemukiman warga, sehingga para petani anggota binaan SOLID bisa menetap disekitar kawasan ini, dan mereka bisa merawat tanaman dan fokus serta merasakan hasil yang mereka kerjakan selama ini,” tandas Kepala Desa Solang.
Koordinator SOLID Kabupaten SBT Agus Rahmat Nurlette, SP mengungkapkan, ide pengembangan ATW Dusun Solid ini, setidaknya lahir dari beberapa manfaat positif yang menjadi sumber inspirasi dari aktifitas sepanjang tahun saat berkunjung ke Pulau Jawa.
Sedikit membedah pengalaman wisata ke kebun apel di Batu Malang, bila ditelisik lebih jauh apa sebenarnya yang menjadi “jualan” dari konsep itu?
“Kita yang orang dari hutan kok tertarik masuk lagi ke hutan di Malang, bayar pula. Memang alasan utamannya adalah mau lihat apel langsung dari pohonnya. Tapi kalau dipikir-pikir sama saja. Ketemu kebun yang kalo hujan becek dan kalo panas debu dan kalo kurang beruntung kena gigitan serangga. Nuansa ini sama persis kalo kita masuk di kebun pala atau kebun lainnya di daerah ini,” ungkapnya.
Optimisme manajemen SOLID SBT untuk membangun sebuah kawasan ATW kiranya telah menjadi sebuah pilihan jitu. Saat ini di kawasan yang bakal menjadi Dusun Solid itu telah terbentang hamparan kebun kacang tanah seluas 20 ha. Luasan yang merupakan hasil intervensi program SOLID dengan keterlibatan puluhan petani binaan tersebut, terus bergeliat dengan tetap menjaga rotasi musim tanam.
Kawasan yang dibuka pada tahun 2012 itu, terus dipermak dengan membangun sejumlah fasilitas pendukung, berupa gudang penampungan hasil, lantai jemur, peralatan pendukung produksi, areal budidaya benih yang dikelola kelompok tani penangkar, serta beberapa fasilitas pendukung berupa rumah produksi pengolahan kacang botol serta ruang meeting dan dan guest house.
“Rasanya semua jualan itu ada disini, hamparan bedengan yang aktif rotasi musim tanam sepanjang tahun, ada proses pasca panen yang sudah dikerjakan berupa kacang botol dan juga kebun hortikultura yang kini mulai dikembangkan,”tandas Agus.
Keberadaan kawasan ATW Dusun Solid diharapkan akan mampu menjadi sumber double income bagi petani binaan SOLID kawasan tersebut. Selain mengais hasil budidaya dengan mengikuti alur pemasaran yang sudah terbentuk selama ini, ada juga income yang diperoleh dari paket ATW.
“Mimpi kita kedepan ada rombongan pengunjung potensial yang melakukan praktek lapangan. Misalnya siswa SMK Pertanian, kegiatan ekstra kurikuler siswa SD, SMP atau SMA dan juga kegiatan rapat atau seminar yang dilakukan SKPD Pemkab SBT datang menghadiri rapat atau kegiatan lainnya sambil berwisata pertanian pulangnya bawa oleh2 kacang botol,” tandas alumnus Fakultas Pertanian Universitas Hassanudini.
Bergulirnya konsep kawasan ATW di Desa Solang tersebut, tentunya memiliki prospek yang cukup cerah. Desa yang berada di bagian timur Ibukota Bula ini, mudah dijangkau dengan mengendari kendaraan roda dua dan empat selama 30 menit. Kawasan ATW berada tepat disisi kanan ruas jalan trans Bula menuju Bandara Kufar, Kecamatan Tutuktolu. Dengan dilintasi lalulintas menuju bandara dan ke kota Bula, setidaknya menjadikan kawasan yang kini dirintis menjadi ATW tersebut memiliki peluang untuk dikembangkan dan menjadi sumber pendapatan baru bagi warga setempat.
Berbagai strategi untuk mewujudkan kawasan ATW ini telah dilakukan manajemen SOLID SBT hingga memasuki tahun 2016. Beberapa kegiatan penunjang telah digelar secara maksimal. Sebuat saja kegiatan penanaman perdana dengan membuka areal budidaya kacang tanah seluas 20 ha pada bulan April lalu. Selain itu juga digelar kegiatan Anjang Karya Komoditi Kacang Tanah bagi petani binaan SOLID dengan melibatkan sejumlah peserta dari beberapa desa yang juga fokus pada pengembangan komoditi kacang tanah. (Tim SOLID).